Just The Way I am :)

Just The Way I am :)

♥Welcome♥



Stick-it notes

Senin, 21 Februari 2011

Dear, YOU..

Dear, YOU..
Hadirmu membawa keceriaan..
Menceriakan aku dalam kehidupan..
Semangatmu akan aku kumpulkan..
Untuk keteguhanku dalam kehidupan..

Dear, YOU..
Raut wajahmu terbayang-terbayang..
Keceriaanmu membawa keriangan..
Suaramu sentiasa terngiang-ngiang..
Seakan belagu dalam igauan..

Dear, YOU..
Kata-katamu ku jadikan teladan..
Setiap ucapanmu sentiasa terngiang dalam pikiran..
Terlahir dari sosok yang sopan dan terhormat..
Agar hidupku sentiasa tenang..

Dear, YOU..
Kehadiranmu saat itu memang sungguh sangat singkat,
Tetapi mampu memberikan kesan yg mendalam untuk kehidupanku..

RINDU,

RINDU,
kamu datang lagi..
Menyapa segenap perasaan,
saat sepi mencengkam diriku.

RINDU,
Apa yg kamu cari dariku..
Mengapa sering kamu menelusup hatiku ?

RINDU,
Aku tdk tau keperluanmu..
Dengan lihai kamu mencuri perasaanku

RINDU,
Ku ingin tahu..
Apakah benar kamu pelengkap indah kenanganku
Atau
Kamu hanyalah bayangan semu ?

RINDU,
Kepastian akan tetap ku nanti..
Biarpun menanti sampai nanti.

Sabtu, 19 Februari 2011

Hadapi Saja

Relakan yang terjadi takkan kembali
Ia sudah miliknya bukan milik kita lagi
Tak perlu menangis tak perlu bersedih
Tak perlu tak perlu sedu sedanmu
Hadapi saja

Pasrah pada Ilahi
Hanya itu yang kita bisa
Ambil hikmatnya ambil indahnya
Cobalah menari cobalah bernyanyi
Cobalah-cobalah mulai detik ini Hadapi saja

Hilang memang hilang wajahnya
Terus terbayang
Berjumpa di mimpi
Kau ajak aku untuk menari,
Bernyanyi
Bersama bidadari malaikat
Dan penghuni surga

Relakan yang terjadi takkan kembali
Ia sudah miliknya bukan milik kita lagi
Pasrah pada Ilahi hanya itu yang kita bisa
Ambil hikmatnya ambil indahnya

Tak perlu menangis tak perlu bersedih
Tak perlu tak perlu sedu sedan itu
Hadapi saja

Cobalah menari cobalah bernyanyi
Cobalah cobalah mulai detik ini
Hadapi saja.

Saat..

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati (sahabat) tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, Ingat untuk berterima kasih padanya.
Karena ialah yang membantu mengubah hidupmu

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, Tersenyumlah dengan wajar .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang cinta

Saat bertemu orang yang pernah kau benci, Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan

Dan Saat engkau bertemu seseorang yang suatu saat nanti menemanimu seumur hidup (suami / istri) kita, Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena suatu saat nanti kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati yang kau cari

Wanita Oh Wanita

Tak mudah menjadi wanita,
Namun bukan berarti sulit memerankan diri sebagai wanita.

Menjadi seorang wanita adalah karunia,
Menjadi seorang wanita adalah surga,
Menjadi seorang wanita adalah bunga,
Taman tanpa bunga maka ia padang pasir,
Hutan tanpa bunga maka ia semak belukar,
Dunia tanpa wanita maka ia angkara murka.

Tidak mudah menjadi seorang wanita.
Namun jika ia mensyukurinya,
maka alam akan bertekuk lutut padanya 


Kahangatan Kasih Sayang Ummy


I'm with my super mom, Ummy Shovia
Dalam dekapmu,
kurasakan hangat tubuhmu.


Dalam kecupanmu,
kurasakan cinta yang teramat sangat,
tak pernah ku merasa sesederhana ini.


Hanya didekatmu saja,
kumerasa kau slalu memelukku & melindungiku dari semua bahaya.

Takkan sanggup kata-kata ini ku urai
sebagai gambaran kasih sayangmu
yang terlalu besar untukku.


Kau lah, UMMY SHOVIA...
Kau terlahir slalu menjadi yang terhebat,
dan Kau lah manusia yang segenap hati memberi kasih tanpa kau harap terima balas dariku

*dedicated for all mothers in whole of the world :)

Aku berharap dia mengatakan..

"Aku tahu kamu rindu. Bahkan hingga kini kau selalu ucapkan itu padaku. Tapi tunggulah suatu saat, bila masanya aku sudah mampu menemuimu. Menatap wajahmu dan menghadirkan sejuta tawa untukmu. Mungkin hanya itu yang bisa aku beri untukmu, selain sebuah komitmen bahwa kita akan selalu bersatu. Untuk meniti jalan ini dengan hati yang saling mengasihi. Karena ini adalah ikatan suci yang akan kita jaga hingga akhir nanti.


Penantian pasti berakhir, perjumpaan pasti terjadi. Hanya soal waktu dan Tuhan kita nanti , Semoga menghadiahkan pertemuan yang berkesan, antara dua insan yang sudah dijalin pernikahan. Semoga derai-derai harap akan selalu muncul, di balik jiwa yang sangat masygul. Bukan karena tak ada dunia, tapi hanya karena kau berada nun jauh di sana. Tunggu aku, karena aku akan segera menjemputmu.


Biarlah penat selalu hadir. Mengusir rasa bengong yang sering mengalir. Biarlah lelah selalu menyapa, selama kamu dan anak-anak bahagia. dan selalu memohon dan meminta ampunan, dari segala kekurangan dan ketidakmampuan pasangan. Tak banyak yang bisa diberikan, selain sesuap nasi dan secuil harapan. Cita-cita keluarga takwa, yang akan mengharumkan dunia. Dengan akhlak yang baik dan pekerti yang luhur.


Kuatkan tekad di dada, bahwa perjuangan ini akan berlangsung lama. Didiklah putra putri kita, menjadi apa yang pelita peradaban dunia. Terang dalam kebenaran, dan tenang dalam kesederhanaan. Ingatkan ketika salah, karena alpa dan khilaf bisa datang kapan saja. Semoga berjabatnya tangan kita, akan menjadi saksi kesungguhan kita meniti jalan-Nya. amin"

Tidaklah seorang perempuan menyakiti hati suaminya di dunia, kecuali istrinya dari kalangan bidadari akan berkata, "Janganlah engkau menyakitinya,sebab dia bagimu hanya tamu yang mampir, dan akan meninggalkanmu untuk berpaling kepadaku."
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah) 


Allahu a’lam bish showab :)


cc : Calon Suami

Asal Mula Kata "Jancok" [mav!] :D

Bagi kalian yang orang jawa timur, pasti sudah tak asing lagi dengan kata jancok, kata ini sangat terkenal di jawa timur, Bahkan orang-orang di jawa tengah dan jawa barat pun sering mengucapkan kata ini. Lantas apa sebenarnya arti kata Jancok dan bagaimana asal mulanya bisa terbentuk kata ini.
Jancok atau dancok adalah sebuah kata khas Surabaya yang telah banyak tersebar hingga meluas ke seantero Indonesia bahkan sudah mendunia. Warga Jawa Timur seperti Surabaya, Malang dll turut andil dalam penyebaran kata ini.

Jancok berasal dari kata 'encuk' yang memiliki padanan kata bersetubuh atau fuck dalam bahasa Inggris. Berasal dari frase 'di-encuk' menjadi 'diancok' lalu 'dancok' hingga akhirnya menjadi kata 'jancok'.

Ada banyak varian kata jancok, semisal jancuk, dancuk, dancok, damput, dampot, diancuk, diamput, diampot, diancok, mbokne ancuk (=motherfucker), jangkrik, jambu, jancik, hancurit, hancik, hancuk, hancok, dll. Kata jangkrik, jambu adalah salah satu contoh bentuk kata yang lebih halus dari kata jancok.

Makna asli kata tersebut sesuai dengan asal katanya yakni 'encuk' lebih mengarah ke kata kotor bila kita melihatnya secara umum. Normalnya, kata tersebut dipakai untuk menjadi kata umpatan pada saat emosi meledak, marah atau untuk membenci dan mengumpat seseorang.

Namun, sejalan dengan perkembangan pemakaian kata tersebut, makna kata jancok dan kawan-kawannya meluas hingga menjadi kata simbol keakraban dan persahabatan khas (sebagian) arek-arek Suroboyo.

Kata-kata ini bila digunakan dalam situasi penuh keakraban, akan menjadi pengganti kata panggil atau kata ganti orang. Misalnya, "Yoopo kabarmu, cuk", "Jancok sik urip ae koen, cuk?". Serta orang yang diajak bicara tersebut seharusnya tidak marah, karena percakapan tersebut diselingi dengan canda tawa penuh keakraban dan berjabat tangan dong... Hehehehe....

Kata jancok juga bisa menjadi kata penegasan keheranan atau komentar terhadap satu hal. Misalnya "Jancok! Ayune arek wedok iku, cuk!", "Jancuk ayune, rek!", "Jancuk eleke, rek", dll. Kalimat tersebut cocok dipakai bila melihat sesosok wanita cantik yang tiba-tiba melintas dihadapan. Hehe...

Akhiran 'cok' atau 'cuk' bisa menjadi kata seru dan kata sambung bila penuturnya kerap menggunakan kata jancok dalam kehidupan sehari-hari. "Wis mangan tah cuk. Iyo cuk, aku kaet wingi lak durung mangan yo cuk. Luwe cuk.". Atau "Jancuk, maine Arsenal mambengi uelek cuk. Pemaine kartu merah siji cuk.

dan memang, kata ini sangat enak diucapkan, sampai sampai saya ketagihan mengucapkan kata ini, walaupun arti yang saya tekankan bukanlah arti kotor, tapi hanya sekedar kata pemanggilan saja, dan ternyata di pergaulan sekolah saya kata itu sudah biasa :p

Jumat, 18 Februari 2011

Masih Ada Aku














Masih ada aku jika nanti kau tiba-tiba kesepian.
Masih ada aku jika nanti kekasihmu tiba-tiba tidak lagi mendatangimu.

Masih  ada aku yang slalu kau anggap lugu dan dengan itu kau kan bercerita tanpa henti.

Masih ada aku yang slalu kau anggap aneh karna slalu tidak bisa melupakanmu.

Masih ada aku, untuk saat ini.


Tapi, jangan pernah salahkan aku

Jika nanti ternyata aku tidak slamanya ada untukmu.

Cek Kualitas Handphone







Untuk mengecek kualitas hape kmu,

ketik: *#06#

lalu akan tertera serial nomer hapenya (IMEI)
[contoh:452451011655241]

kemudian perhatikan deretan angka ke-7 dan ke-8

karna kedua angka itu adalah kode negara tempat hape kamu diproduksi

berikut ini kode-kode negaranya:
00=France
08=Germany
01/10=Finland
70/07=Europe
19/91=UK
30/03=Korea
67/76=USA
20/02=China
40/04=India
60=Asia
80=Asia Regional

dari kode-kode tersebut, 00=France adalah kualitas terbaik & 80=Asia Regional adalah kualitas terendah.

Coba sekarang juga & ketahui kualitas hape kmu!
semoga bermanfaat :)

Melukis dalam Imajinasi (Seraut Wajah)


"Para penumpang yang terhormat, lima belas menit lagi kita akan mendarat di Bandara Internasional Soekarno Hatta, untuk keamanan silahkan diam ditempat dan gunakan sabuk pengaman terima kasih"
Suara co.Pilot pesawat Garuda Indonesiamembangunkan Nina dari tidurnya, walau cuma tidursebentar sudah mampu mengusir ngantuknya, apalagi ketika Nina tahu sebentar lagi akan mendarat, rasanya Nina sudah tidak sabar untuk segera turun dan bertemu dengan orang-orang yang sangat dirindukannya. Nina sengaja tidak memberi tahu kepulangannya kepada keluarganya, karena dia ingin memberi kejutan terhadap keluarganya, terlebih lagi kepada calon suaminya, lelaki yang dikenlnya lewat chating dan telah melamarnya setahun yang lalu. Walau Nina belum pernah sekalipun melihat wajah calon suaminya itu, namun cintanya untuk sang pujaan hati begitu tulus. Maklum setiap kali mereka bertemu lewat chating, calon suaminya selalu tidak ada webcam, jadi selama setahun menjalin hubungan otomatis Nina hanya mengenal suaranya saja. Pernah Nina meminta foto pada calon suaminya itu namun calon suaminya menolak dengan alasan dia tidak suka difoto jadi tidak memiliki foto.


"Para penumpang yang terhormat, kita telah mendarat dengan selamat dan terima kasih telah memilih Garuda Indonesia untuk perjalalan anda, semoga hari anda menyenangkan"
Suara co.Pilot kembali menggema, satu persatu para penumpang keluar dari kabin pesawat. Nina segera menuju keloket pemeriksaan paspor, setelah selesai ia langsung menuju bagasi untuk mengambil koper. Kali ini Nina sengaja tidak keluar melalui terminal 2, selain tidak ada yang menjemput, Nina penasaran ingin tahu kondisi terminal 3 yang banyak diceritakan teman-temannya. Makanya ketika petugas bandara menggiringnya ke terminal 3, Nina hanya menurut, begitu pun ketika oknum-oknum petugas bandara mulai beraksi Nina pun hanya mengikuti aturan main, ia tidak mau terlalu lama berurusan dengan mereka, yang ada dalam pikirannya dia ingin cepat sampai kerumah walau sebenarnya ia ingin berontak.


Bus travel yang membawa Nina dan rombongan mulai bergerak meninggalkan bandara, dari bandara bus meluncur kearah tanggerang menuju tol cikampek, ketika mendekati kawasan tol cikampek tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, dan begitu lewat tikungan cikampek dari arah berlawanan tiba-tiba muncul mobil truk dengan kecepatan tinggi. Karena situasi hujan deras dan jalanan yang licin membuat supir bus travel yang membawa Nina dan rombongan kehilangan kendali sehingga tabrakan antar bus dan truk pun tidak bisa dihindari, kedua kendaraan yang sama-sama besar pun terpental dan terbalik, suara dentuman keras mengagetkan semua orang yang berada dikawasan cikampek.


Sepuluh jam pasca kecelakaan, Nina siuman dari pingsannya, kalimat hamdalah menggema memenuhi gendang telinga Nina, dan ia sangat hafal dengan suara-suara yang sedang mengucapkan kalimat hamdalah itu
"Alhamdulilah ya Allah Nina sudah sadar pak, Na ini ibu dan bapak juga calon suamimu Faisal ada disini, kamu bisa dengar Na?" Bu Ercih cemas, dari suaranya terlihat sekali ia sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya. Nina menangis, ia sangat menyesal telah membuat ibunya sedih dan tangisnya kian menjadi saat ia merasakan pandangannya begitu gelap.
"Ibu dimana? Kenapa gelap sekali, apa sedang mati lampu?" Nina panik, tangannya berusaha menggapai sesuatu, dengan sigap bu Ercih meraih tangan anaknya
"Ibu disini Na, disebelah kanan mu, kamu harus kuat menerima kenyataan ini ya Na" Dengan sekuat tenaga bu Ercih berusaha untuk tegar menyampaikan sesuatu yang ia yakin takkan mampu diterima anaknya bahwa Nina harus kehilangan penglihatannya untuk selamanya kecuali ada pendonor mata. Hal itu sudah Dokter sampaikan kepada orang tua Nina, bahwa kornea mata Nina mengalami kerusakan akibat serpihan kaca, dan hal itu pun sudah diketahui oleh Faisall calon suaminya.
Jerit tangis Nina membahana memenuhi ruangan tempatnya dirawat, menarik perhatian pengunjung rumah sakit. Nina berusaha melepas perban yang menempel dimatanya, namun bu Ercih dan pak Wiryo segera mencegahnya
"Sabar Na, sabar" Bu Ercih berusaha menenangkan anaknya
"Istighfar ukhti, istighfar" Faisal berseru tak mau kalah, Nina terus menangis putus asa
"Biarkan Nina mati bu, untuk apa Nina hidup, Nina sudah cacat,tidak akan ada yang mau sama orang cacat bu!" Ratapnya pilu, bu Ercih hanya bisamenangis
"Istighfar ukhti, jangan melawan takdir, ambil hikmahnya yakinlah Allah tidak akan menguji umat-Nya diluar batas kemampuan" Faisal terus berusaha menasehati Nina, berharap kekasihnya ikhlas dan sabar menghadapi kenyataan yang baru saja menimpanya
"Nina sudah cacat akhi, Nina tidak pantas lagi menjadi istri akhi" Ucapnya putus asa. Faisal terkejut mendengar kalimat yang dilontarkan calon istrinya itu, namun dia bisa menguasai dirinya, dengan tenang dan mantap dia pun berucap
"Ukhti...Seperti yang pernah saya ucapkan didepan bapak dan ibu dulu juga kepada ukhti, bahwa apapun yang terjadi dan bagaimana pun kondisi ukhti, saya siap menerima ukhti apa adanya"
"Akhi tidak malu mempunyai istri buta?" Nina masih ragu dengan ucapan Faisal
"Demi Allah tidak ada sedikit pun perasaan itu ukhti, niat saya menikahi ukhti karena Allah, sudahlah ukhti jangan bahas masalah itu, sekarang yang penting ukhti sembuh dulu, saya janji tidak akan meninggalkan ukhti, Insya Allah" Janjinya, seandainya Nina telah halal baginya betapa Faisal ingin merengkuh pujaan hatinya itu kedalam pelukannya untuk meyakinkan betapa cintanya tidak berkurang sedikitpun dengan kondisinya yang sekarang. Bu Ercih dan pak Wiryo saling pandang penuh haru, dihati mereka begitu bahagia dan bangga juga menaruh harapan yang besar terhadap calon menantunya itu.
Nina sedikit mulai bisa tenang, walau sisa-sisa tangisnya sesekali terdengar, rasa putus asa yang tadi sempat menyerang jiwanya berangsur-angsur menghilang dan berganti dengan kebahagiaan dan segudang harapan.


Tiga bulan pasca kecelakaan, Nina telah benar-benar sembuh total walau ia harus mengalami kebuataan. Dan seperti yang pernah diucapkan dihadapan kedua orang tua Nina, Faisal memenuhi janjinya untuk menikahi Nina. Pada awalnya pesta pernikahan akan dilaksanakan dengan meriah, karena bagi orang tua kedua belah pihak, pesta itu adalah untuk yang pertama, terlebih lagi bagi orang tua Faisal yang termasuk orang kaya di Jakarta, Namun Faisal dan Nina menolak rencana kedua orang tua mereka, sehingga akhirnya pesta pernikahan dilangsungkan dengan sederhana namun kidhmat.


Tamu undangan satu persatu mulai meninggalkan arena pesta dan pulang kerumah masing-masing. Nina masuk kamar didampingi Faisal, ketika sampai didalam kamar, Nina duduk ditepi tempat tidur dengan menunduk, hatinya berdebar kencang, sementara Faisal dengan mata berkaca-kaca tengah memandang wajah Nina. Faisal lalu menghampiri Nina, kemudian tangan kanannya memegang
"Suamiku bolehkah aku menyentuh wajahmu, agar aku bisa melukiskan seraut wajahmu dalam imajinasiku" Pinta Nina tiba-tiba. Faisal hanya tersenyum mendengar permintaan istrinya itu, tanpa menjawab pertanyaan Nina, diraihnya tangan Nina dengan lembutlalu dibimbingnya kearah wajahnya. Dengan gerakan pelantangan Nina menyusuri wajah Faisal, ia mencoba melukis wajah suaminya kedalam kanvas imajinasinya, namun selalu gagal sehingga Nina merasa sedih dibuatnya. Tangisnya pecah dan itu membuat Faisal panik.
"Kenapa menangis sayang, apakah aku telah menyakitimu?" Tanyanya hati-hati, Nina menggeleng, dan itu membuat Faisal semakin kebingungan
"Lalu kenapa menangis, saya minta maaf jika ada sikap saya yang telah menyakitimu istriku" Lanjutnya masih dengan suaranya yang lembut
"Sa..saya gagal" Ucap Nina terbata "Gagal melukis wajahmu dalam imajinasiku, saya tak bisa mengenali wajahmu atau pun memiripkan wajahmu dengan orang-orang yang pernah saya lihat" Tangis Nina semakin menjadi. Tiba-tiba Faisal merasa bersalah, ia sangat menyesal tidak mengabulkan permintaan Nina duluketika Nina meminta fotonya. Ditariknya nafas dalam-dalam seolah ingin melepaskan sebuah sebak yang tiba-tiba menyesaki dadanya, tanpa Faisal sadari airmatanya telah menyusuri pipinya. Beruntung Nina tidak bisa melihatnya sehingga hanya dia sendiri yang tahu akan tangisannya. Direngkuhnya Nina kedalam pelukanya
"Sudahlah sayang jangan menangis, tak perlu bersedih, aku tidak menuntutmu untuk menghafal wajahku, kesetiaanmu lebih kuharapkan, aku akan menjagamu semampuku, jangan menangis lagi kumohon" Katanya lembut, Faisal tidak ingin menyakiti perasaan istrinya lagi. Nina mengangguk lalu ia berusaha tersenyum dan Faisal  lega melihatnya
"Maaf kan saya mas, tak seharusnya malam pertama ini dilalui dengan keluhan, saya minta maaf "Ucapnya lirih penuh penyesalan
" Tidak ada yang salah sayang, sudah malamsebaiknya kita istirahat, maslelah sekali seharian terima tamu" Ajak Faisal, dikecupnya kembali kening istrinya. Nina menuruti ajakan suaminya lalu keduanya berbaring. Faisal berusaha memejamkan matanya, ia benar-benar kelelahan, namun tidak dengan Nina, ia tidak bisa tidur .
"Mas.." Sahut Nina pelan
"Iya?" Jawab Faisal siangkat tanpa membuka matanya
"Saya berharap suatu hari nanti bisa melihat wajahmu"
Faisal membuka matanya, dipandangi wajah istrinya yang tirus ada rasa yang menghentak-hentak dalam jiwanya
"Insya Allah istriku dan yakinlah Allah pasti akan memberikan jalan, andai kata didunia kau tak bisa melihat wajahku, insya Allah diakherat kelak Allah akan mengabulkan keinginanmu, asalkan kita tetap lurus dijalan-Nya" Faisal menyemangati istrinya, untuk yang ketiga kalinya kembali dikecup kening istrinya
"Amin..." Timpal Nina lirih, ia merasakan ketenangan mendengar kalimat dari suaminya itu, lalu keduanya tidur dengan pulas.

Seminggu setelah pernikahan, Faisal memboyong Nina ke Jakarta, ia tidak bisa lama-lama berada dikampung halaman istrinya karena pekarjaannya menuntutnya untuk tidak lama-lama meninggalkan perusahaan yang dipimpinnya. Dengan berat hati bu Ercih melepas anak untuk ikut bersama suaminya. Bu Ercih percaya pada Faisal, ia yakin menantunya tidak akan mungkin menyia-nyiakan anaknya.


Di Jakarta Nina tinggal diperumahan Garden City jakarta timur, yang jika Nina tahu perumahan itu terlalu mewahbagi seorang Nina. Diperumahan itu Faisal sudah menyiapkan seorang pembantu yang siap melayanidanmembantu kebutuhan Nina.
Minggu berganti bulan, dan bulan pun berganti tahun, kehidupan rumah tangga Nina dan Faisal penuh dengan kebahagiaan, apalagi setelah kehadiran putra pertama mereka, kebahagiaan itu terasa semakin lengkap bagi keduanya.


"Mah ada berita baik dan berita buruk, mau yang mana dulu?" Tanya Faisal suatu malam saat anak mereka yang masih berumurlima bulan sudah tidur. Faisal kini memanggil istrinya dengan panggilan mamah
"Yang baik dulu" Jawab Nina singkat. Faisal memperbaiki posisi duduknya lebih mendekat kearah istrinya
"Tadi siang Ferry temen papa yang jadi Dokter specialis mata mengabarkan, bahwa sudah ada donor mata untuk mamah, operasi seminggu lagi akan dilaksanakan" Faisal berhenti sejenak. Nina tersenyum bahagia
"Dan berita buruknya, kemungkinan saat mamah operasi papa gak bisa temenin karena harus keBandung ngurus tender, tapi papa janji begitu operasi selesai dan mamah membuka mata, maka papa sudah ada dihadapan mamah" Lanjut Faisal berjanji, senyum Nina kian mengembang. Nina sudah tidak sabar ingin segera dioperasi agar ia bisa melihat seraut wajah suami dan anaknya.


Waktu yang ditentukan pun tiba. Ditemani kedua orang tua serta mertuanya, Nina menjalani operasi mata diRumah sakit Harapan Bunda Jakarta Timur. Sementara Faisal tidak bisa hadir karena ada urusan bisnis diBandung.
Diluar ruangan operasi bu Ercih dan pak Wiryo serta besannya menanti dengan harap-harap cemas, saat dalam keheningan yang penuh dengan kecemasan, tiba-tiba muncul Dina adik kandung Faisal dengan berurai air mata, mengabarkan kalau Faisal mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Harapan Bunda, dan sekarang tengah dirawat diRumah Sakit Medistra Jakarta Timur. Kontan berita itu membuat tangis bu Brata dan bu Ercih pecah, suasana diluar ruang operasi gaduh. Konsentrasi meraka terpecah, akhirnya diputuskan pak Brata dan istrinya yang pergi keRumah Sakit Medistra, sementara bu Ercih dan pak Wiryo tetap menunggu sampai operasi selesai dilakukan.


Empat jam lamanya Nina berada diruang operasi, dan operasi mata telah selesai dilakukan, tim Dokter puas dengan kerja keras mereka. Bu Ercih dan pak Wiryo pun tak kalah bahagia mendengarnya, namun kebahagiaan mereka menjadi berkurang karena pikiran mereka masihterbagi dengan memikirkan kondisi menantunya.


Dua jam kemudian, perban yang menutupi mata Nina dibuka oleh Dokter Ferry, bu Ercih dan pak Wiryo menanti dengan jantung berdebar. Nina membuka matanya perlahan, kemudian ia mengerjapkanya berkali-kali lalu Nina menatap kedua orang tuanya satu persatu, senyum Nina merakah.
"Alhamdulilah saya bisa melihat lagi bu!" Serunya bahagia. Bu Ercih dan pak Wiryo mengucapkan hamdalah bersamaan lalu keduanya memeluk Nina dengan penuh sayang dan bahagia.
"Bu, mas Faisal belum datang juga, umi sama abi kemana?" Tanya Nina, ia teringat dengan janji suaminya yang akan datang setelah operasi selesai, ia juga ingat waktu sebelum masuk ruangan operasi mertuanya ada disitu. Wajah bu Ercih seketikaberubah jadi sendu, dan Nina bisa membaca dengan perubahan raut muka ibunya itu
" Apa yang telah terjadi bu, katakan bu, katakan!" seru Nina panik
"Sabar Nin, sabar" Bu Ercih berusaha menenangkan putrinya
"Nina tidak akan tenang jika ibu tidak memberi tahu, katakan ada apa bu saya mohon" Ratap Nina memelas
"Suamimu kecelakaan, sekarang ada dirumah sakit Medistra" Akhirnya pak Wiryo angkat suara, walau sebenarnya pak Wiryo juga tidak ingin merusak kebahagiaan anaknya yang baru saja mendapatkan penglihatannya kembali
" Kita kesana sekarang!" Ajak Nina seraya bangkit dari pembaringannya
"Nin kamu habis operasi nanti saja menunggu kondisi kamu pulih dulu"
"Saya baik-baik saja bu, mas Faisal butuh saya!"
Nina tidak memperdulikan larangan ibunya, ia terus saja melangkah keluar dari Rumah Sakit Harapan Bunda, diikuti pak Wiryo dan istrinya dari belakang, lalu ketiganya menyetop taksi dan meluncur keRumah Sakit Medistra.


"Maaf suster pasien yang bernama Faizal Loebis dirawat diruangan mana?" Tanya Nina kepada suster penjaga, ketika sudah berada diRumah Sakit Medistra. Suster penjaga tampak heran, kemudian suster itu membuka buku daptar pasien, sementara Nina tampak tidak sabar dan gelisah.
"Kak Nina?" Suara seorang perempuan memanggil namanya, ia menoleh kearah suara yang memanggilnya barusan. Seorang perempuan cantik dengan jilbab warna biru tua langsung menghambur kearahnya dan memeluk sambil menangis. Nina baru menyadari jika perempuan itu adalah adik iparnya
"Ini Dina kan?" Tanya Nina penasaran
"Betul kak, Subhanallah kakak bisa melihat lagi" Ucap Dina disela tangisnya
"Dimana mas Faisal?" Tanya Nina tak sabaran
" Mari ikut saya kak" Ujar Dina lirih.


Ternyata Dina membawa meraka kekamar mayat, disana Nina melihat banyak polisi juga ada seorang ibu yang tengah menangis dipelukan suaminya. Nina sudah bisa menduga jika perempuan setengah baya itu adalah mertuanya, dan benar saja dugaan Nina, begitu ibu itu melihat kedatangan Nina dan rombongan,ibu itulangsung menghambur kepelukan Nina bahkan tangisnya kian keras dan pilu menyayat hati.
Nina sudah menduga jika suaminya telah meninggalkan dia untuk selama-lamanya, rasanya Nina belum siap dengan semua itu, tangisnya pecah.Ingin rasanya Nina tak sadarkan diri agar ia tidak merasakan beban yang begitu berat namun anehnya ia tidak bisa, justru ada hasrat yang tiba-tiba menyerang hatinya untuk melihat wajah suaminya meskiuntuk yang terakhir kali. Namun keinginannya harus dikuburnya dalam-dalam, saat pihak dokter yang mengotopsi mayat suaminya melarang Nina melihat wajah suaminya dengan alasan wajah mayat rusak parah dan tidak bisa dikenali lagi, jika pun Nina memaksa melihat,dikhawatirkan kondisi kejiwaan Nina akan syok berat.


Akhirnya Nina hanya bisa memeluk mayat yang tertutup kain putih dan menagis sejadi-jadinya menumpahkan semua sebak yang dari tadi menganjal didadanya.
Jiwanya hancur mendengar keterangan dari Dokter dan polisi, semua rencana indah yang telah disusun bersama suaminya telah musnah dalam sekejap.

Ya Allah..jika dengan kembalinya penglihatanku, dan Engkau ambil suamiku untuk selamanya, lebih baik aku buta selamanya ya Allah asalkan suamiku tetap disisiku. Jerit hatinya pilu. Ruangan jenazah kini diselimuti dengan suasana duka yang mendalam, sehingga membuat para polisi dan yang hadir disitu ikut terhanyut kedalamnya.


"Mah...!" Suara seorang lelaki memanggil Nina yang masih memeluk jenazah sambil menagis, dan Nina sangat hafal dengan suara itu. Reflek semua yang hadir diruangan itu menoleh kearah suara yang barusan memanggil Nina.
Ditengah-tengah pintu berdiri seorang lelaki tampan berjanggut tipis serta memakai pakaian setengah santri setengah modis menatap kearah Nina dengan tatapan penuh kerinduan. Nina balas menatap lelaki itu, hatinya tak berani menduga jika lelaki itu adalah suaminya yang selama ini dirindukanya, sehingga bibirnya terasa kelu untuk menyebutkan sebuah nama.


Lelaki yang ternyata Faisal itu mendekat kearah Nina, lalu diraihnya tangan Nina dan dibimbingnya untuk menyentuh wajahnya. Nina memejamkan mata mencoba melukiskan sesuatu dalam imajinasinya
"Aku Faisall suamimu, ayah dari Rihanna anak kita" Bisik Faisal lembut
Nina membuka matanya, ditatapnya seraut wajah yang selama ini dirindukannya, dalam hati ia mengagumi ketampanan suaminya itu, tidak seperti gambaran dalam imajinasinya selama ini. Akhirnya tangisan bahagia Nina pecah dalam pelukan suami yang dirindukannya, semua yang berada diruangan jenazah kini menangis bahagia
" Terus siapa mayat ini?" Tanya bu Loebis disela tangisnya. Faisal melepas pelukan istrinya, seketika wajahnya berubah jadi sendu, dengan suara parau ia berusaha menjelaskan
"Dino mi, dia pinjam mobil saya karena hari ini istrinya melahirkan, dirumah sakit Harapan Bunda, saya sudah mencegahnya untuk pulang bersama saya nantiba'da sholat dzuhur, tapi Dino tidak mau karena dia ingin menyaksikan bagaimana anaknya lahir" Cerita Faisal lirih
"Innalillahi wa'inna illahi roji'un.." Ucap semua yang hadir diruangan itu serempak.


♥Free SMS♥

♥Thank You♥



Free Widgets